Thursday, November 3, 2022

Koneksi Antar Materi: Refleksi terhadap Pemikiran-Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Topik 2 FPI

 

Source: https://www.pinterest.com

Sebuah tulisan dari Rizka Rahmayanti

Salam PPG Indonesia, Calon Guru Profesional!

Tetap semangat ya dalam menjalani rutinitas sebagai proses dalam membawa perubahan besar untuk Generasi Emas Indonesia. Baik kali ini, saya akan menulis sebuah refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Siapa sih yang tidak mengenal Beliau? Beliau adalah sosok panutan yang berpengaruh dan membawa kontribusi besar terhadap perubahan pendidikan di Indonesia.

Source: https://www.id.wikipedia.org

Jadi, saya ingin berbagi tentang pengalaman saya sebelum mempelajari topik Perjalanan Pendidikan Nasional Indonesia. Artikel ini guna untuk menjawab pertanyaan berikut:

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini?

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini? 

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

Source: https://www.id.wikipedia.org 

Pada umumnya, proses belajar mengajar di kelas umumnya berlangsung kaku dan hanya berfokus pada ketercapaian indikator pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan. Peserta didik dituntut untuk menguasai materi yang sama dengan cara belajar yang sama dan tugas yang sama pula. Kita bahkan sering menemui peserta didik yang kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan yang disebabkan oleh banyak faktor diantaranya; tidak adanya ketertarikan terhadap pelajaran, metode belajar yang tidak sesuai, gaya belajar yang berbeda, sumber belajar dan suasana belajar yang tidak ramah, stereotip ‘belajar’ adalah ‘tekanan/beban’, belajar terlalu terburu-buru, dan faktor internal dan eksternal lainnya. Sejalan dengan ini, guru terus mengejar indikator yang perlu dicapai dalam pembelajaran sehingga peserta didik yang belum paham akan tertinggal, sementara peserta didik yang kemampuan kognitifnya tinggi cenderung merasa bosan.

Source: https://www.vecteezy.com 

Realitanya, peserta didik memiliki bakat, minat, dan potensi yang berbeda sehingga cara belajar mereka juga berbeda. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai makhluk sosial dalam kelompok masyarakat. Oleh karena itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.


Source: https://www.unicef.org 

Sejatinya Ki Hadjar Dewantara hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak pada hakikatnya menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk mempunyai dan menguasai Keterampilan Abad 21.

Source: https://www.time4learning.com 

Dalam memaknai kodrat alam, konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia bagian Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik di Indonesia bagian Tengah atau Indonesia bagian Timur. Di samping itu, guru perlu memberikan kemerdekaan kepada peserta didik dalam memilih jenis tugas yang akan dikerjakan berdasarkan bakat dan minat masing-masing.

Source: https://www.unicef.org 

Misalnya dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris materi Descriptive Text, guru dapat meminta peserta didik untuk memilih atau membuat teks deskripsi secara tertulis di buku, membuat teks deskripsi dalam bentuk poster, mempresentasikan teks deskripsi secara lisan di depan kelas (dalam bentuk drama), maupun membuat dalam bentuk video dan sebagainya. 

Source: https://www.kelaspintar.id

Source: https://www.powerschool.com 

Melalui cara ini, guru dapat membantu peserta didik mengembangkan sejumlah potensi lain, tidak hanya sekadar perkembangan kemampuan kognitif. Berdasarkan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, seorang guru di kelas hendaklah merancang pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran di kelas harus berpusat pada peserta didik dan memerhatikan kodrat mereka.

Source: https://www.teachervision.com

Sebagai seorang pendidik, guru harus memberikan kemerdekaan bagi anak untuk memilih dan mengembangkan potensinya disertai dengan memberikan bimbingan kepada mereka. Para pendidik harus tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Meski demikian, guru juga harus tetap memerhatikan tujuan-tujuan pembelajaran berlandaskan pada standar kurikulum nasional. Selain itu, dalam pendidikan paradigma baru, guru tak hanya memerhatikan perkembangan kognitif peserta didik saja, tetapi juga perkembangan sosial emosional dan psikologisnya.

2 comments:

  1. "Realitanya, peserta didik memiliki bakat, minat, dan potensi yang berbeda sehingga cara belajar mereka juga berbeda."

    Saya sangat setuju sekali untuk bagian ini 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, sudah seharusnya guru memperhatikan karakteristik peserta didik untuk dapat menyesuaikan metode dan media pembelajaran.

      Delete

Materi Bahasa Inggris: Advertisement Text

Modul Ajar ini disusun oleh Rizka Rahmayanti, S.Pd (Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2022) Advertisement Text - Teks Iklan Hello S...